Ceramah Subuh ke-4 Ramadan, Dr.H.Barsihannor Bicara Kemandirian Umat

Makassar – Umat Islam harus mandiri. Jika tidak, maka umat Islam akan selalu menjadi objek yang terus terpuruk di tengah kancah percaturan dunia.
Demikian pokok materi yang akan disampaikan Dr.H.Barsihannor, M.A, dalam ceramah subuh keempat Ramadan 1443 H di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Rabu 5 April 2022. Menurutnya, kemandirian umat Islam bisa terwujud jika sinergitas antarumat dibangun dengan baik.
Menurut Basihannor, ada dua hal mendasar yang bisa dilakukan umat Islam agar dapat bersinergi satu sama lain. Pertama, terus-menerus membangun persatuan umat. Persatuan umat tidak berarti harus semua seragam, melainkan mampu menyamakan konsep unity in diversity yaitu umat Islam wajib bersatu meski dalam perbedaan
“Persoalan khilafiyah dan perbedaan teologis yang masih bersifat furuiyah tidak semestinya menjadi perdebatan yang tidak pernah berakhir. Umat Islam tidak boleh kehilangan energi karena hanya terlalu fokus pada perbedaan,” jelas Barsihannor.
Kemudian yang kedua, tambahnya, umat Islam mesti meraih pendidikan yang berkualitas. Kemandirian hanya bisa dicapai jika umat Islam memiliki kualitas pendidikan yang bagus. Umat Islam harus memiliki sejumlah pakar di bidangnya.

Barsihannor mengutip Prof. Dr. Ramli Abd. Wahid MA, yang menyajikan tabulasi perbandingan persentasi pakar pada bidang ilmu, yang menunjukkan Islam Indonesia memiliki prosentase yang rendah dibanding negara lain yaitu hanya 64 orang per sejuta penduduk.
Berikut perbandingan kepakaran dan penguasaan ilmu pengetahuan di dunia
- Israel (Yahudi) 16.000/sejuta orang,
- USA (Kristen) 6.500/sejuta orang,
- Jepang (Budha) 6.500/sejuta orang,
- Uni Sovyet (Atheis) 5.000/sejuta orang,
- Perancis (Kristen) 4.500/sejuta orang,
- Belanda (Kristen) 4.500/sejuta orang,
- Inggris (Kristen) 3.200/sejuta orang,
- Jerman (Kristen) 3.000/sejuta orang,
- India (Hindu) 1.300/sejuta orang,
- Mesir (Islam) 367/sejuta orang,
- Indonesia (Islam) 64/sejuta orang.
Selengkapnya, ikuti ceramah Dr.H.Barsihannor, M.A, dalam pada subuh keempat Ramadan 1443 H di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar. (*)