Khusyuk Salat Gerhana di Masjid Al-Markaz Makassar

MAKASSAR – Sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/4/2023) mengalami gerhana matahari hibrida. Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang dalam jalurnya mengalami dua fase sekaligus, yaitu fase cincin dan fase total.
Menurut peneliti astronomi dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Andi Pangerang, sebagaimana dikutip bbc.com, gerhana matahari hibrida merupakan fenomena langka yang jarang terjadi di wilayah yang sama.
Gerhana matahari hibrida terakhir kali terjadi di wilayah yang sama pada abad ke-19 dan abad ke-20. Menurut ahli astronomi, diperkirakan fenomena langka ini akan kembali terjadi pada abad ke-23 atau tahun 2049.
Menyikapi terjadinya gerhana matahari hibrida ini, Pengurus Yayasan Islamic Center Al-Markaz Al-Islami menggelar zikir doa dan salat gerhana berjamaah. Kegiatan ini dihadiri para pengurus Yayasan, pengawas, badan takmir, dan jamaah. Tampak Ketua Umum YIC Al-Markaz, Prof. Dr. Basri Hasanuddin, dan sejumlah pengurus lainnya.
Kegiatan diawali dengan melantunkan istighfar, doa dan zikir dipimpin H. Mursidin Hamid. Usai pembacaan zikir, dilanjutkan Salat Gerhana Matahari dipimpin KH Hasan Basri Ahmad. Mursidin dan Hasan Basri, keduanya imam Masjid Al-Markaz. Kemudian dilanjutkan khutbah yang dibawakan oleh Prof Dr. KH. Muammar Bakry, Lc, M.Ag, Rais Takmir Masjid Al-Markaz.
Dalam khutbahnya, Muammar menjelaskan, kedudukan pelaksanaan salat gerhana merupakan sunnah muakkada atau hampir wajib. “Fenomena alam gerhana matahari ini untuk menambah keimanan kita. Oleh karena itu kita salat. Kita sebagai makhluk Allah, sama dengan makhluk yang lain, seperti halnya matahari dan bulan,” katanya
Sekum Majelis Ulama Indonesia Sulsel itu memaparkan bahwa gerhana matahari adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Menurutnya, ketika kiamat terjadi, maka Allah akan membenturkan antara matahari dan bulan.
“Oleh karena itu jangan sampai gerhana itu mengantarkan terjadinya kiamat. Makanya dianjurkan duduk bersimpuh untuk melaksanakan zikir dan salat, memohon perlindungan dari Allah SWT,” tutup KH. Muammar. (*)