Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend M Jusuf
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang Di Website Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M Jusuf Makassar
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M Jusuf
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M Jusuf Makassar
senin - minggu :

Khutbah Jum’at Al Markaz: Tawakkal Menghadapi Masa Depan

Terbit 6 Januari 2023 | Oleh : admin1 | Kategori : Uncategorized
Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag

MAKASSAR – Khutbah Jumat pertama 2023 di Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. Jusuf Makassar, Sulawesi Selatan mengangkat tema Tawakkal dalam Menghadapi Masa Depan. Khutbah ini dibawakan Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, mantan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI.

Dalam khutbahnya, Guru Besar Hadist itu menguraikan tawakkal yang ditujukan untuk merancang masa depan, merupakan kegiatan merajut interaksi dengan Allah dan interaksi kesejarahan antara dimensi kekinian dan kemasadepanan.

“Masa depan hanya akan diraih jika historika kita mampu mencuatkan suatu etos kerja yang kreatif dan dinamis dengan terbingkai tawakkal kepada Allah Swt,” ujarnya, Jum’at 6 Januari 2023.

Mengutip Al-Qur’an, Muhammadiyah menjelaskan bahwa ‘tawakkal’ bukanlah berarti penyerahan secara mutlak kepada Allah tanpa didahului usaha. Namun penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha manusiawi. Sebelum bertawakkal, maka manusia tetap dituntut untuk melakukan sesuatu yang berada dalam batas kemampuannya.“Allah, jangan dibiarkan bekerja sendiri selama masih ada upaya yang dapat dilakukan oleh manusia,” kata dia.

Diceritakan, seorang sahabat menemui Nabi di dalam masjid tanpa terlebih dahulu menambat untanya. Ketika Nabi Muhammad SAW menanyakan tentang untanya, sahabt itu menjawab, “Aku telah bertawakkal kepada Allah.”  Seketika itu juga Nabi meluruskan kekeliruan sahabat tersebut, bahwa seharusnya dia harus lebih dahulu menambatkan untannya dengan baik, sebelum melakukan tawakkal.

Muhammadiyah mengingatkan, Islam menginginkan agar umatnya hidup dalam realita. Realita yang menunjukkan bahwa tanpa usaha tidak mungkin tercapai harapan. Tidak ada gunanya berlarut dalam kesedihan jika realita tidak dapat diubah lagi.

“Mari kita hadapi kenyataan. Jika kenyataan itu tidak berkenan di hati kita atau tidak sesuai dengan harapan kita, maka usahakanlah agar kita menerimanya dan menyesuaikan diri dengannya,” tandas Muhammadiyah.

Lebih lanjut diuraikan, bertawakkal kepada Allah berarti seseorang harus meyakini bahwa Allah yang mewujudkan segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Sedang dia harus menjadikan kehendak dan tindakannya sejalan dengan kehendak Allah SWT. Sebab, dengan menjadikan Allah sebagai wakil, orang tersebut harus terlebih dahulu telah sadar bahwa pilihan Allah adalah pilihan terbaik.

Dikatakan Muhammadiyah, seorang muslim dituntut untuk berusaha dan memiliki etos kerja yang kreatif dan dinamis. Tetapi dalam saat yang sama, dia dituntut pula untuk bertawakkal, berserah diri kepada Allah. Dia dituntut melaksanakan kewajibannya, untuk kemudian menanti hasilnya sebagaimana kehendak dan ketetapan Allah SWT.

“Kita boleh berusaha dalam batas-batas yang dibenarkan disertai dengan ambisi yang meluap-luap untuk meraih sesuatu. Tetapi jangan ketika kita gagal meraihnya lalu kita meronta atau berputus asa. Bahkan, melupakan anugerah Allah yang selama ini telah kita capai,” kata Muhammadiyah.

Ia mangajak umat muslim untuk menghadapi masa depan dan memasuki tahun baru miladiyah 2023  dengan peningkatan-peningkatan amal saleh dan disertai dengan tawakkal. Sebab, bertawakkal kepada Allah SWT akan menjadikan manusia memiliki kekuatan fisik yang digunakan untuk berusaha dan bekerja. Di samping memiliki kekuatan mental untuk menghadapi masa depan. (*)

SebelumnyaKhutbah Imam Shamsi Ali di Al-Markaz, Bicara Rasionalitas Islam Hadapi Dikotomi Dunia Barat SesudahnyaMasjid Al-Markaz Al-islami Makassar Peringati Milad ke-27

Berita Lainnya

0 Komentar