Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend M Jusuf
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang Di Website Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M Jusuf Makassar
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M Jusuf
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M Jusuf Makassar
senin - minggu :

MEMBANGUN KEHIDUPAN UMAT BERBASIS KEBUTUHAN DASAR/Dr. H. Barsihannor, M.Ag/Al Markaz

Terbit 28 Februari 2020 | Oleh : admin | Kategori : CERAMAHceramah jum'atKhutbah jum'atMakalah CeramahMakalah/Ceramah/Khutbah Jum'at
MEMBANGUN KEHIDUPAN UMAT BERBASIS KEBUTUHAN DASAR/Dr. H. Barsihannor, M.Ag/Al Markaz

MEMBANGUN KEHIDUPAN UMAT BERBASIS KEBUTUHAN DASAR
Oleh Dr. H. Barsihannor, M.Ag

.

Hadiri, Jemaah jumat rahimakumullah
Setiap manusia normal pasti menginginkan kehidupan yang bahagia, tanteram dan damai, baik di dunia maupun di akhirat. Itulah sebabnya Allah menyatakan dalam QS. Al-Baqarah 201:
وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Terjemahnya: Dan di antara manusia itu ada yang berkata; Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebahagian di dunia dan beri pula kami kebahagiaan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa api neraka.
Ayat ini menunjukkan bahwa secara naluriah manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia, tenang dan damai. Atas dasar itu, manusia berusaha mencari formulasi untuk memetakan kebahagiaan yang mereka inginkan.
Adalah Abaram Maslow (lahir 1 April 1908 – meninggal 8 Juni 1970 pada umur 62 tahun) seorang teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian dan kebahagiaan. Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Dalam teori kebutuhan dasarnya, Abraham membagi lima kebutuhan dasar berdasarkan piramida. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.
Maslow berpendapat jika, manusia sudah memenuhi kebutuhan dasar tersebut, maka manusia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan. Khutbah ini bukan untuk menguji teori ini, tetapi hanya sedikit mempertanyakan apakah lima tangganya tersebut menjadi jaminan utama dalam kebahagian manusia. Beberapa fakta menunjukkan bahwa kelima unsur tersbut tidak sepenuhhya menjamin kebahagiaan seseorang. Faktanya, kita sering menemukan manusia yang sudah memiliki harta berlimpah, sahabat atau teman yang banyak, memiliki jabatan, pergaulan yang luas, mendapat penghargaan dan dikenal di mana-mana, tetapi dalam kenyataannya yang bersangkutan mengalami turbulence kehidupan. Ini terjadi disebabkan konsep Maslow lebih mengedepankan aspek fisik material dan emosional ketimbang sisi spiritual.
Lalu bagaimana Islam menawarkan konsep kebutuhan dasar kepada manusia. Dalam kaitan ini, terdapat tiga aspek kebutuhan penting dalam kehidupan manusia yang jika manusia amalkan, insya Allah dia akan menggapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.
Ketiga kebutuhan dasar itu adalah relasi humanis manusia dengan Allah, relasi humanis manusia dengan manusia dan relasi humanis manusia dengan lingkungan.

Relasi manusia dengan Allah
Hadirin Jemaah jumat rahimakumullah.

Jika manusia berhadapan dengan Allah, maka statusnya adalah sebagai hamba dan fungsinya adalah melaksanakan tugas-tugas kehambaannya di dunia ini. Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat al-Zariyat :56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُو
Allah mengabarkan bahwa tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali diperintahkan bagi mereka untuk beribadah kepada-Nya saja tanpa menyekutukan-Nya, kemudian Allah balas atas amalan-amalan mereka; Maka barangsiapa yang beramal baik, maka dibalas dengan surga, dan barangsiapa yang beramal dengan amalan buruk, maka dibalas dengan adzab neraka. Syaikh Asy Syinqiti dalam tafsir Adhwaul Bayan menafsirkan ayat وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ, maksudnya adalah : Kecuali untuk diperintahkan beribadah kepada-Ku, dan menguji dengan diberikan beban (perintah dan larangan), kemudian mereka akan dibalas berdasarkan amalan mereka; Jika baik, maka akan dibalas dengan kebaikan, jika buruk maka akan dibalas dengan keburukan. Berkata Syaikh Al Bassam : وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ, maksudnya adalah : Agar Aku tuntut mereka untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku balas bagi orang-orang yang ikhlas dan aku adazab bagi orang-orang yang berbuat keburukan.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tugas pokok manusia memang mengabdi kepada Allah. Atas dasar itu, siapa pun yang ingin merasakan kebahagiaan dan kedamaian maka pengabdian kepada Allah harus ditingkatkan. Pengabdian kepada Allah tidak saja yang bersifat wajib, tetapi amaliah-amaliah sunnat harus ditingkatkan. Sebab jika hanya mendandalkan amaliah wajib, kuantitasnya sangat terbatas. Misalnya haji,.. wajib, tapi hanya bagi yang mampu, begitu pula zakat. Puasa wajib, itu datangnya sekali setahun yaitu di bulan Ramadhan. Nah..hanya shalat yang rutin kita lakukan setiap hari. Lalu bagaimana seorang hamba ingin memasuki surga Allah jika modal yang dibawa hanya perkara wajib, sementara dia malas mengamalkan amaliah sunnah. Nabi bersabda:
وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الجَنَّةِ.
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa sebagai umat Islam, kita harus mengamalkan sunnah-sunnah Nabi sebagai kebutuhan pokok kita. Sunnah inilah kelak yang akan menyempurnakan ibadah wajib kita kepada Allah swt.

Hadirin Jemaah jumat rahimakumullah

2.Relasi humanis manusia dengan manusia lainnya.

Untuk menggapai hidup bahagia belum cukup hanya memiliki hubungan baik dengan Allah. Sebagai kebutuhan pokok, manusia juga harus baik kepada manusia lainnya. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran; 112 yang menyatakan bahwa manusia berada dalam kehinaan yang nyata kecuali dia memiliki hubungan yang baik kepada Allah dan juga kepada manusia. Atas dasar itu, maka pada hakikata manusia jika berjumpa dengan sema manusia, statusnya adalah bersaudara dan tugasnya adalah menegakkan persaudaraan dan mengokohkan silaturrahim. Jika berjumpa dengan sahabat seagama, maka mereka adalah saudara seiman. Jika berjumpa dengan teman dengan sama negara, maka mereka adalah saudara sebangsa dan setanah air. Atas dasar pemikiran seperti ini, maka pada hakikatnya manusia memerlukan interaksi social humanis dengan orang lain. Karena itu dimanapun kita berada, kita harus menjadi sosok yang mampu menjaga relasi humanis dengan sesame manusia, baik melalui ucapan kita ataupun perbuatan kita. Nabi bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
Jadi sebagai masyarakat muslim, dimanapun kita berada, jika prinsip hidup seperti yang digambarkan Nabi Muhammad tersebut, maka insya Allah kehidupan akan menjadi nyaman, damai dan tenang.
Jangan hanya karena persoalan khilafiyah, umat terpecah. Jangan pula hanya karena perbedaan politik, masyarakat tercabik-cabik. Belajarlah dari negara Timur Tengah yang porak poranda akibat perang saudara. Tengoklah Suriah, Yaman, Libiya, Iraq, Afganistan, yang hancur akibat konflik internal yang terjadi di antara umat Islam. Tegakkan prinsip persaudaraab muslim, karena Nabi Menyatakan bahwa muslim itu bersaudara, karena itu primsip persaudaraan ini harus menjadi nilai dalam kehidupan. Karena ini adalah kebutuhan dasar manusia.

3. Relasi humanis manusia dengan lingkungan
Hadirin Jemaah jumat rahimakumullah.

Tidak dapat disangkal bahwa manusia memerlukan lingkungan hidup, sebab dari lingkungan pula manusia bisa tinggal dan menetap di dalamnya. Lingkungan merupakan rumah besar manusia yang harus dipelihara bersama. Karena itu, sebagai kebutuhan dasar, manusia wajib menjaga lingkungannya dari segala kotoran dan penyakit yang berdampak terhadap kehidupannya.
Di atas mimbar yang terhormat ini, saya hanya ingin menghimbau kepada Jemaah dan kepada semua masyarakat untuk tidak membuang sampah plastic di sembarang tempat. Sebab analis lingkungan memberikan informasi bahwa terjadinya banjir di kota-kota besar diakibatkan oleh banyak kadar plastic bersenyawa dengan tanah. Jika plastic jatuh ke permukaan tanah, maka plastic memerlukan 100 tahun lebih untuk hancur, sementara sifat plastic tidak menyerap tanah. Beda dengan daun, jika jatuh ke bumi, daun hanya memerlukan waktu 30 hari untuk hancur dan bahkan daun akan menjadi pupuk. Oleh karena itu, mohon hal ini disampaikan kepada anak, cucu, kerabat dan tetangga agar senantiasa menempatkan sampah plastic di tempat yang telah ditentukan….

SebelumnyaSIAPAKAH ORANG BERAKAL ITU/ASWAR HASAN/AL MARKAZ SesudahnyaBerbakti kepada Ibu sebagai Bukti Penguatan Karakter Bangsa/Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag/Al Markaz

Tausiyah Lainnya