PENTINGNYA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT/DR. M. ILHAM MUCHTAR, LC., MA./AL MARKAZ

Pada hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Dengan iman dan takwa itulah kita dalam mensyukuri segala nikmat Allah swt dengan sebaik-baiknya. Salam dan shalawat semoga selalu tercurah kepada Rasulullah saw, segenap keluarga dan para sahabatnya yang mulia, serta seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Berbicara tentang nikmat Allah swt, tentu kita sebagai hamba yang beriman kepada-Nya dengan sadar mengakui bahwa nikmat Allah itu sangat banyak jumlahnya. Dan mustahil bagi manusia untuk menghitung dan menentukan jumlah Nikmat Allah swt. Bahkan manusia paling cerdas sekalipun, dan dengan alat penghitung secanggih apapun, tak kan mampu menghitung nikmat-Nya. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah sendiri dalam Al-Qur’an;
وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Artinya: “Dan Dia telah memberikan setiap apa yang kalian minta kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, nescaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya manusia benar-benar sangat dzalim dan ingkar.” (Q.S Ibrahim, 14:34)
Kaum Muslimin, sidang jamaah Jumat yang berbahagia.
Nikmat Allah swt yang diberikan kepada manusia ini, bukan hanya jumlahnya yang banuak tetapi juga jenisnya. Ada nikmat yang kita bisa lihat dan rasakan sekaligus (nikmat lahir), ada juga yang tidak bisa kita lihat tetapi kita bisa rasakan dan kita yakin bahwa nikmat tersebut memang ada (nikmat bathin). Hal ini juga telah ditegaskan Allah swt dalam firman-Nya:
أَلَمْ تَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَٰبٍ مُّنِيرٍ
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya secara lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (QS. Luqman: 20)
Semua nikmat yang Allah swt berikan kepada manusia semata-mata sebagai bentuk kasih sayang dan rahmat Allah kepada hamba-Nya. Allah tidak meminta kita membayar segala nikmat yang diberikan itu, tetapi Allah swt hanya menyuruh kita mensyukuri nikmat-nikmat tersebut. Sebagaimana firman-Nya:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS. Luqman, 31:12)
Bahkan di ayat yang lain Allah swt berjanji bahwa barangsiapa yang pandai bersyukur atas ikmat-Nya maka Dia akan menambahkan nikmat tersebut kepadanya;
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Allah swt menambahkan nikmat kepada hamba-Nya dengan tiga cara; yaitu pertama, menambahkan kuantitasnya atau jumlahnya, kedua menambahkan kualitasnya tetapi jumlahnya tetap. Dan ketiga, menambahkan kuantitas dan kualitas nikmat tersebut sekaligus.
Kaum Muslimin, sidang jamaah Jumat yang berbahagia.
Jika kita telah menyadari bahwa semua kebaikan yang kita rasakan dalam kehidupan ini adalah nikmat dari Allah swt, maka seyogyanya kita sebagai hamba-Nya bersyukur kepada-Nya dengan kesyukuran yang sesungguhnya. Allah swt berfirman, yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artiya: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar kepada-Nya kalian menyembah.” (QS. Al-Baqarah : 172)
Bersyukur kepada Allah swt tak hanya dengan mengucapkan kalimat “alhamdulillah”, tetapi harus diikuti dengan tindakan atau perbuatan. Karena itu para ulama menjelaskan bahwa bersyukur yang sesungguhnya adalah memanfaatkan nikmat yang diberikan oleh Allah sesuai yang diinginkan dan diridhai oleh Allah swt. Bukan sebaliknya. Jika seseorang mendapatkan nikmat ilmu maka cara mensyukurinya adalah mengajarkan ilmu yang dimiliki itu untuk kemaslahatan dan kebaikan bersama. Jika seseorang diberi nikmat harta maka cara mensyukurinya adalah dengan banyak berbagi atau bersedeqah kepada yang membutuhkan seperti kaum duafa dan fakir miskin. Dan begitulah seterusnya.
Kaum Muslimin, sidang jamaah Jumat yang berbahagia.
Ada satu nasehat penting dari Rasulullah saw agar kita menjadi hamba Allah yang pandai mensyukuri nikmat, yaitu sebagaimana sabdanya:
عن أبي هريرة قال: قال رسولُ اللَّه ﷺ: انْظُرُوا إِلَى مَنْ هو أَسفَل مِنْكُمْ وَلا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوقَكُم؛ فهُوَ أَجْدَرُ أَن لا تَزْدَرُوا نعمةَ اللَّه عَلَيْكُمْ (متفقٌ عَلَيْهِ)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah bersabda: “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak mudah meremehkan nikmat Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Semoga kita semua mendapat hidayah dan bimbingan dari Allah swt agar menjadi hamba yang pandai bersyukur atas segala nikmat-Nya.